Pelukan Politik dan Politik Pelukan


Kata “berpelukan” seakan menjadi viral di perbincangan media sosial dan pengamat politik akhir-akhir ini.  Ini diawali dengan momentum pertemuan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh dengan jajaran pengurus DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut Paloh memeluk erat Presiden PKS Sohibul Iman. Sontak saja pelukan tersebut menjadi perbincangan. Pasalnya Paloh dan Sohibul Iman berada di kubu yang berseberangan. Paloh bersama Nasdem ada di kubu pemerintahan Jokowi-Maaruf Amin dan PKS ada di posisi sebagai oposisi.

Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di Peringatan HUT Golkar juga menyampaikan soal pelukan mesra Paloh ke Sohibul. Jokowi mengatakan dia belum pernah dipeluk seerat itu oleh Paloh. Padahal Paloh ada di kubunya. Nasdem merupakan parpol pendukung Jokowi saat Pilpres tahun 2014 dan Pilpres 2019.

Dari sini komentar soal pelukan politik atau bahkan politik pelukan yang dilakukan Paloh ke Sohibul Iman terus berkembang bak bola salju.  Paloh dikabarkan kecewa dengan Jokowi dan PDIP yang hanya memberinya jatah tiga kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju.  Sementara di lain pihak Partai Gerindra yang menjadi lawan di Pilpres malah melenggang dengan dua kursi menteri.

Oleh karena itu Paloh melakukan manuver. Nasdem yang merupakan parpol dengn lonjakan kursi terbanyak di Pemilu 2019 melalui Paloh melakukan safari politik ke kubu lawan Jokowi. Diawali ke DPP PKS. Bahkan Paloh berencana akan menemui jajaran pengurus PAN dan Partai Demokrat.

Politik memang dinamis. Menanggapi tudingan soal pelukan politik dan politik pelukannya Paloh mengatakan mengapa semua curiga. Semua menuduhnya macam-macam. Padahal Paloh mengatakan bahwa hubungannya dengan Jokowi dan PDIP baik-baik saja. “Bodoh jika Nasdem mau beroposisi dan keluar dari kubu Jokowi kata Paloh.

Namun tudingan bahwa hubungan Paloh-Jokowi dan PDIP terutama Ketua Umumnya Megawati Soekarno Putri seperti sirna. Jokowi bersama Wapres Maaruf Amin bersama Megawati dan putrinya yang menjadi Ketua DPR Puan Maharani nampak hadir di peringatan Ulang Tahun Nasdem ke 8 di JL Expo Kemayoran, Senin (11/11) malam.

Dalam kesempatan tersebut Paloh dalam sambutannya berulangkali mengucapkan kalimat sayangnya kepada Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.  Paloh mengatakan pihaknya memberikan dukungan penuh kepada Jokowi dan masa jabatannya yang kedua. Paloh juga menyatakan hubungannya dengan Mega baik baik saja.

Jokowi saat didapuk memberikan sambutan juga mengatakan dia mengucapkan terima kasih atas dukungan Nasdem kepada dirinya. Bahkan Jokowi secara gamlang mengatakan dia akan memeluk Paloh setelah menyampaikan sambutan. Itu dilakukan Jokowi dan membuat ribuan hadirin yang hadir memberikan aplaus.

Politik kita memang semakin dinamis belakangan ini.  Elit politik terus melakukan manuver. Ini sah-sah saja. Kita senang melihat Jokowi berpelukan dengan Paloh. Kita senang melihat para politisi saling berpelukan pasca Pemilu.

Karena Pemilu 2019 sangat melelahkan. Pemilu 2019 nyaris merenggangkan rasa kebersamaan dan persatuan kita. Pelukan antar politisi sangat meneduhkan. Namun kita tidak ingin itu hanya pelukan politik atau hanya sebatas politik pelukan. Karena kita butuh untuk saling berpelukan dan bergandengan guna mengatasi berbagai persoalan bangsa dan negara ini.

Proklamator Republik Indonesia Soekarno dalam orasinya menegaskan “Bersatu kita kuat, kuat karna bersatu”. Ini menyiratkan pesan bahwa kita tidak mampu sendiri mengatasi persoalan bangsa ini. Perlu kebersamaan dan persatuan. Salah satunya melalui pelukan yang tulus para elit politik. Termasuk memeluk rakyatnya. Mari berpelukan.

 

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt