Kaum Difabel Salatiga Banyak Belum Masuk Prioritas Vaksinasi


Ketua Kelompok Difabel Harapan Mandiri Salatiga (KDHMS) Ngatimin saat divaksin beberapa waktu lalu. Foto : Ernawaty

SALATIGA WAWASANCO. Adanya fakta yang mengejutkan jika masih banyak kaum difabel Salatiga belum  masuk prioritas vaksinasi membuat Ketua Kelompok Difabel Harapan Mandiri Salatiga (KDHMS) Ngatimin kecewa, Selasa (8/6).

Bukan tanpa alasan kekecewaan ity dilontarkan pria yang biasa disapa Mbah Min tersebut.

Secara data warga difabel dibawa naungan KDHMS yang dimilikinya mencapai 900-an jiwa. Namun, yang dimungkinkan untuk divaksin dan memenuhi syarat sekitar hampir 600-an.

Hanya saja, dalam pelaksanaan vaksinasi massal yang berlangsung awal Juni lalu ternyata kurang dari 100 orang yang telah menjalankan vaksinasi.

Kekecewaan Ngatimin berawal saat ia mengetahui pelaksanaan Vaksinasi Massal di Dinas Perkebunan Balai Perbenihan Dan Kebun Produksi milik Provinsi Jateng di Jalan Hasannudin, Salatiga kelompok difabel banyak yang tidak hadir.

"Sangat menyayangkan. Saya pun sampai di Disbun waktu itu tidak banyak melihat rekan-rekan difabel. Dan Dinas Sosial (Dinsos) Salatiga sendiri juga tidak mengajak kami pengurus berkoordinasi terlebih dahulu terkait warga difabel penerima vaksinasi," ungkap Ngatimin.

Tak adanya langka 'rembug' diawal oleh Dinsos Salatiga selaku pihak yang membawahi masyarakat Salatiga berkebutuhan khusus untuk bisa divaksinasi diakui Ngatimin bukan hanya soal data. 

Pasalnya, ketidakhadiran warga difabel dalam vaksinasi massal rata-rata karena faktor transportasi menuju lokasi vaksinasi.

"Jika pada akhirnya banyak warga difabel Salatiga telah memenuhi syarat-syarat menerima vaksin namun belum terkafer dengan alasan tranportasi hal tersebut sebenarnya bisa dikondisikan," tuturnya.

Lain halnya jika faktor tidak dimungkinkannya warga difabel Salatiga menerima vaksin karena kondisi kesehatan hal tersebut diakuinya bisa dimengerti.

"Kalau hanya soal transportasi saya pribadi sebagai Ketua KDHMS akan mengupayakan. Mereka yang akan menjalankan vaksinasi bisa kumpul pada satu titik dan dijemput kemudian diantar ke lokasi vaksinasi," lanjut dia.

Ngatimin menegaskan, pihaknya pada dasarnya tidak ingin saling mengalahkan. Kunci ketidakhadiran warga difabel memenuhi kebutuhan vaksinasi adalah kurangnya koordinasi.

Sebagai upaya ada titik terang dalam persoalan ini, Ngatimin mengaku dalam waktu dekat akan mendatangi Dinsos Salatiga. Dan berharap, ada momen khusus bagi warga difabel yang belum divaksinasi bisa terkafer. Mengingat, kondisi difabel sebagian besar rentan dengan penyakit.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kota Salatiga dr Prasit Al Hakim kepada wartawan menyebutkan jika jumlah penerima vaksinasi dari kelompok sasaran difabel di Salatiga mencapai 588 jiwa. Namun, hingga saat ini baru 89 orang warga Salatiga penyandang difabel baru divaksinasi.

Belum terpenuhi target bagi kelompok difabel diakui DKK diduga karena sulitnya transportasi menuju lokasi vaksinasi.

Prasit menyebut, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu agar kelompok difabel dapat menerima vaksin secara berkala. Termasuk dalam hal ini Dinsos Salatiga.

Sementara, Kepala Dinas Sosial Gati Setiti saat dihubungi baik melalui WhatsApp atau telpon gawai pribadinya tidak dapat dihubungi. Sedangkan Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim), Agus Dwi Budiono, S. Sos pun saat diminta tanggapannya mewakili Dinsos Salatiga pun, tidak ada tanggapan

Penulis : ern
Editor   : edt